Benci Seseorang? Well, Lebih Baik Benci Dirimu Sendiri

Visit my Tumblr, Twitter, Facebook, Instagram

Hati memang lemah terhadap perasaan senang maupun susah. Saat kita bersuka-cita, kadang hati ini sombong. Saat kita sedih, hati ini murung. Setidaknya hal itulah yang saya waspadai dari hati saya. Saya pernah membenci seseorang secara berlebihan, saya benar-benar membencinya. Tetapi, dampak yang saya temukan dari rasa benci saya terhadapnya adalah, dia tidak merasakan apapun dari rasa benci saya.

Karena itulah, untuk apa saya harus membencinya? Percuma sekali bukan? Setelah mengetahui bahwa dampak rasa benci hanya berefek terhadap si pembenci, dan bukan yang dibenci, saya menyimpulkan untuk mengakhiri semua rasa benci terhadap siapapun yang menyebalkan.

Itu yang saya lakukan, tidak lagi harus membenci seseorang. Sekarang pertanyaannya adalah, “Bagaimana jika kita-lah yang dibenci oleh seseorang diluar sana?” Well, kita kembali lagi ke dampak-dampak apa saja yang kita rasakan dulu, ketika kita sangat membenci seseorang? Semua dampak negative nya hanya untuk kita sendiri!

So, dari seseorang bijak yang pernah berkata, “Jika tidak ada yang membenci kita, maka kita sedang melakukan hal yang salah.” Dan Rasull pun juga banyak yang membencinya, lebih lagi saat Beliau memulai dakwahnya. Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Well, setiap ingat bahwa dampak buruk hanya menuju ke si pembenci, maka kita tidak perlu melakukan apa-apa. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Namun, jika alasan orang membenci kita karena alasan yang benar, silahkan Muhasabah!

Nice to be seen.

Visit my Tumblr, TwitterFacebookInstagram

Love this article? Why not read more!

 

Leave a comment